BrebesGo.id – Di berbagai desa di Indonesia, termasuk di Brebes, muncul sosok perempuan tangguh yang memikul dua peran sekaligus: sebagai kepala rumah tangga sekaligus penopang ekonomi keluarga. Melalui organisasi seperti PEKKA (Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga) dan program Akademi Paradigta, perempuan desa sebagai kepala keluarga menunjukkan peran strategis dalam pembangunan — mereka bukan hanya menyemai perekonomian, tapi juga memberi inspirasi perubahan sosial.
1. Apa Itu PEKKA dan Mengapa Krusial?
PEKKA didirikan pada awal 2000-an sebagai gerakan kolektif yang menempatkan perempuan kepala keluarga sebagai pusat pemberdayaan. Gerakan ini terus berkembang, menciptakan kader lewat pendampingan kepemimpinan, advokasi kebijakan, hingga penguatan kapasitas ekonomi. Lewat program seperti KLIK PEKKA dan Diskusi Kampung, perempuan desa pun mampu memperluas akses terhadap layanan publik dan memperjuangkan haknya di tingkat desa.
2. Akademi Paradigta: Mencetak Perempuan Penggerak
Akademi Paradigta adalah wadah pelatihan kelembagaan bagi kader PEKKA. Di Kabupaten Brebes, 29 perempuan kepala keluarga telah dilantik sebagai “perempuan tangguh” pada Maret 2024. Mereka dilatih untuk menjadi motor perubahan di desa: aktif dalam pembangunan desa, advokasi gender, dan kewirausahaan berbasis lokal. Kini, mereka bukan hanya berperan sebagai kepala keluarga, tapi juga agen perubahan bagi komunitas.
3. Strategi Empat Pilar yang Efektif
PEKKA menerapkan kerangka pemberdayaan berbasis empat strategi utama (kepemimpinan, kapasitas, pengetahuan, advokasi). Melalui strategi ini, perempuan kepala keluarga dilatih menjadi pengelola usaha kolektif, fasilitator sosial, aktivis advokasi kebijakan, serta penulis pengalaman dan pelapor isu ketidakadilan melalui Jurnalisme Warga dan EnsikloPEKKA.
4. Dampak Positif bagi Perempuan dan Keluarga
Dari berbagai survei, perempuan kepala keluarga berhasil meningkatkan pendapatan keluarga lewat keterlibatan langsung dalam berbagai usaha—petanian, kerajinan, hingga simpan-pinjam koperasi.
Sebanyak lebih 50.000 perempuan telah mendapat akses layanan melalui KLIK PEKKA, termasuk akses akta kelahiran dan bantuan sosial. Hal ini tidak hanya membantu ekonomi, tetapi juga meningkatkan kemandirian dan perbaikan status sosial mereka.
5. Jaringan dan Federasi: Kekuatan Kolektif
Gerakan PEKKA kini telah terbentuk di puluhan provinsi dan ratusan kabupaten. Federasi Serikat PEKKA Indonesia mengikat kumpulan kader tersebut dengan visi dan misi bersama—mewujudkan masyarakat adil gender melalui pengorganisasian kolektif. Hal ini membuka akses bagi isu perempuan kepala keluarga untuk terdengar di ranah nasional dan kebijakan publik.
Kesimpulan
Perempuan desa sebagai kepala keluarga tangguh bukan sekadar konsep, tapi fakta yang terbukti di seluruh Indonesia. Lewat PEKKA dan Akademi Paradigta, mereka telah berubah menjadi penggerak ekonomi, advokat lokal, dan penjaga nilai kesetaraan di desa.