Infrastruktur & Perkembangan

Perbaikan Drainase Kota Brebes Cegah Banjir Musiman

3
×

Perbaikan Drainase Kota Brebes Cegah Banjir Musiman

Sebarkan artikel ini
Perbaikan Drainase Kota Brebes Cegah Banjir Musiman

BrebesGo.id – Musim hujan kerap jadi momok bagi warga Kota Brebes. Setiap tahun, wilayah padat penduduk seperti Pasarbatang, Kaligangsa, dan Gandasuli menjadi langganan genangan air bahkan banjir. Hal ini menimbulkan keresahan, khususnya bagi pelaku usaha dan warga dengan rumah rendah. Namun, sejak tahun lalu, pemerintah Kota Brebes mulai mengambil langkah serius melalui program perbaikan drainase kota secara bertahap. Saluran yang dulu mampet dan dangkal, kini mulai dibenahi dan dilengkapi sistem pembuangan yang lebih efisien.

Tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, pemerintah juga menggandeng masyarakat dalam program edukasi kebersihan lingkungan agar tidak terjadi penyumbatan saluran air. Ini menjadi kolaborasi nyata antara warga dan pemerintah untuk menyelamatkan kota dari bencana tahunan.

Dukungan komunitas lingkungan, tokoh RT, dan relawan muda memperkuat gerakan ini. Mereka aktif turun tangan di lapangan, memastikan proyek berjalan baik dan tidak sekadar formalitas.

Melalui artikel ini, kita akan membahas bagaimana perbaikan drainase di Brebes menjadi solusi nyata dan strategis dalam menghadapi banjir musiman serta bagaimana masyarakat bisa berperan aktif menjaga sistem ini tetap berfungsi optimal.

1. Penyebab Banjir Musiman di Kota Brebes

Banjir musiman bukan tanpa sebab. Beberapa penyebab utamanya antara lain:

  • Saluran drainase dangkal dan tersumbat

  • Pembuangan sampah sembarangan ke selokan

  • Minimnya resapan air di kawasan padat bangunan

  • Tingginya sedimentasi di anak sungai kota

Kondisi ini diperparah saat curah hujan tinggi datang bersamaan dengan rob dari wilayah pesisir. Akibatnya, air tak bisa mengalir keluar dan justru meluber ke permukiman warga.

Perbaikan Drainase Kota Brebes Cegah Banjir Musiman

Warga sudah lama mengeluhkan kondisi ini, terutama mereka yang tinggal di bantaran sungai dan dekat pusat kota. Genangan air yang tak surut hingga berhari-hari berdampak pada kesehatan, ekonomi, dan aktivitas sosial.

Menangani banjir bukan hanya soal air, tapi juga soal tanggung jawab bersama.

2. Proyek Perbaikan Drainase dan Saluran Kota

Untuk menjawab permasalahan ini, pemerintah meluncurkan program revitalisasi drainase di berbagai titik rawan. Beberapa ruas jalan utama yang telah diperbaiki antara lain:

  • Jalan Letjen Suprapto (dekat Alun-alun Brebes)

  • Jalan Yos Sudarso – Kaligangsa

  • Kawasan Pasar Induk Brebes

Pekerjaan meliputi:

  • Penggalian ulang saluran dan pelebaran drainase

  • Pemasangan gorong-gorong beton dan box culvert

  • Pembuatan sumur resapan di titik tertentu

Proyek ini dilaksanakan dengan melibatkan kontraktor lokal dan pengawasan langsung dari Dinas PUPR serta kelurahan setempat.

Drainase yang tertata baik akan mengalirkan harapan baru bagi warga Brebes.

3. Partisipasi Warga dalam Program Kebersihan Saluran

Perbaikan infrastruktur tidak akan bertahan lama tanpa kesadaran warga. Oleh karena itu, pemerintah menggandeng warga melalui:

  • Program “Gerakan Bersih Selokan Mingguan”

  • Pelatihan kader lingkungan tingkat RW

  • Kampanye media sosial tentang dampak membuang sampah ke selokan

  • Kolaborasi dengan karang taruna untuk patroli sampah

Beberapa RW bahkan sudah membentuk satgas drainase yang bertugas memantau dan membersihkan saluran secara berkala. Sekolah-sekolah juga turut diajak dalam program adopsi saluran air.

Warga yang peduli saluran air, adalah warga yang peduli masa depan kotanya.

4. Peran Teknologi dan Inovasi dalam Pengelolaan Air Kota

Selain pekerjaan fisik dan edukasi, Kota Brebes juga mulai mengadopsi teknologi sederhana untuk mendukung pengelolaan drainase. Misalnya:

  • Sensor ketinggian air di titik rawan banjir

  • Sistem early warning via WhatsApp warga

  • CCTV pemantau saluran air di pusat kota

  • Aplikasi pelaporan warga soal sumbatan saluran

Tak hanya itu, pemerintah juga mulai mengembangkan konsep eco-drainase, yaitu drainase ramah lingkungan yang menggabungkan fungsi saluran dan taman resapan air hujan.

Dengan teknologi dan keterlibatan warga, solusi drainase menjadi lebih adaptif dan berkelanjutan.

5. Dampak Langsung yang Telah Dirasakan Warga

Sejak perbaikan drainase dilakukan, beberapa wilayah yang dulu langganan banjir mulai merasakan dampaknya. Contoh:

  • Warga Gandasuli melaporkan air cepat surut meski hujan deras

  • Pasarbatang tidak lagi kebanjiran saat dini hari

  • Sekolah-sekolah di Kelurahan Brebes tak lagi meliburkan siswa karena ruang kelas tergenang

Selain itu, ekonomi warga juga mulai membaik karena toko dan warung tidak lagi tutup akibat air meluap. Mobilitas pun meningkat karena jalan tidak tergenang dan rusak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Ketika air mengalir dengan benar, kehidupan pun ikut mengalir lebih baik.

6. Rencana Jangka Panjang dan Ajak Warga Terlibat

Ke depan, Dinas PUPR Brebes telah menyiapkan masterplan drainase berbasis wilayah. Fokusnya:

  • Menyambungkan saluran ke kolam retensi dan embung kota

  • Menyusun sistem peringatan dini berbasis komunitas

  • Meningkatkan sinergi antarinstansi dalam pengelolaan air

Pemerintah juga mendorong peran aktif warga untuk:

  • Tidak membuang sampah ke selokan

  • Melapor jika ada sumbatan drainase

  • Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti rutin

  • Membuat resapan air hujan di pekarangan

Karena pada akhirnya, keberhasilan program ini tergantung dari gotong royong antara pemerintah dan rakyat.

Banjir musiman bisa dicegah jika saluran air kita jaga bersama-sama.

Kesimpulan

Perbaikan drainase kota Brebes menjadi langkah nyata untuk mengatasi banjir musiman yang selama ini mengganggu kehidupan warga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *