BrebesGo.id – Kekerasan berbasis gender masih menjadi masalah serius di Indonesia. Sebagai respons, berbagai lembaga—mulai dari Komnas Perempuan, kampus, organisasi non-pemerintah, hingga Uni Eropa—aktif meluncurkan kampanye anti kekerasan, terutama selama periode 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (25 Nov–10 Des). Kampanye ini tidak hanya mengedukasi, tapi juga mendorong aksi nyata, layanan korban, dan kolaborasi lintas sektor.
1. Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP)
Komnas Perempuan menetapkan tema 2024: “Lindungi Semua, Penuhi Hak Korban, Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan”.
Di tahun 2023, dilaporkan 289.111 kasus kekerasan terhadap perempuan, 98,5 % di antaranya—284.741 kasus—terjadi di ranah domestik
Sebanyak 18 provinsi dan 88 kota ikut ambil bagian melalui diskusi, webinar, dan audiensi kepala daerah
Kampanye ini bertujuan memperkuat proteksi korban, memastikan akses layanan hukum, psikologis, dan menyediakan safe space melalui sinergi pemerintah dan kelompok masyarakat .
2. Inisiatif Kampus: UNPAR & Penguatan Kesadaran Generasi Muda
UNPAR melaksanakan kampanye “16 Hari Anti Kekerasan Berbasis Gender” (2–6 Des 2024) dengan tema global: “Towards Beijing +30: UNiTE to End Violence Against Women and Girls”
Melibatkan mahasiswa lewat instalasi seni dan pertunjukan kreatif
Kolaborasi dengan Divisi Gender KAJ Bandung, JMP Bandung, dan Satgas PPKS UNPAR
Langkah ini meningkatkan kesadaran civitas kampus dan komunitas sekitar untuk mencegah kekerasan berbasis gender, terutama di lingkungan pendidikan.
3. Inisiatif EU: Kampanye “Gotong Royong Melawan Kekerasan Berbasis Gender”
Uni Eropa bekerja sama dengan pemerintah Indonesia meluncurkan kampanye ini dalam periode 16 HAKTP
Fokus pada advokasi penerapan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS)
Digelar melalui pertandingan olahraga dan festival publik pada Desember 2024
Program ini menunjukkan bahwa kampanye bisa dikemas secara positif dan menarik, melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
4. “SalingJaga” di Dunia Digital: Edukasi di Era KBGO
Platform crowdfunding Kitabisa meluncurkan kampanye SalingJaga bersama Kawanpuan di Yogyakarta, Agustus 2024 .
Fokus pada kekerasan berbasis gender online (KBGO) seperti pelecehan digital dan begal payudara
Melibatkan tokoh media sosial seperti Kalis Mardiasih dan Gita Savitri
Edukasi literasi digital dan upaya penanganan korban, khususnya kaum muda
Langkah ini menanggapi tantangan era digital dalam memerangi kekerasan berbasis gender di ruang maya.
5. Kampanye “NyataNyala” & SOP di Lingkup Kerja
Jurnal Perempuan dan IKa bersama EU & ISSP menyelenggarakan kampanye NyataNyala (Nov 2024) dengan tema tempat kerja aman dan bebas kekerasan.
Edukasi soal bentuk kekerasan di tempat kerja melalui kampanye #GERAKBERSAMA
Dorongan untuk penerapan SOP dan mekanisme pelaporan di perusahaan
Dukungan dana untuk Women’s Crisis Center dan kerjasama lintas sektor
Komitmen ini penting untuk memastikan tempat kerja lebih aman bagi perempuan.
6. Standar Media & Kebijakan Penerbit: Contoh IDN Times
AMSI mendorong media menerapkan SOP penanganan kekerasan berbasis gender dan pelecehan seksual online.
IDN Times menerapkan 7 pilar konten: anti pelecehan, kesetaraan gender, dan anti stereotipe
Modul dan SOP KBGO membantu media mengelola pengaduan dan mendampingi korban
Ini menjadi contoh penerapan sistem pencegahan kekerasan gender dalam organisasi dan lingkungan kerja.
Kesimpulan
Kampanye anti kekerasan berbasis gender telah menguat dalam berbagai bentuk: dari periode 16 Hari Anti Kekerasan hingga edukasi digital, tempat kerja, kampus, dan media.* Semua inisiatif ini memperkuat sistem perlindungan korban, memperluas pemahaman publik, dan membuka ruang aman untuk korban berbicara.