Program Imunisasi di Brebes: Strategi Dinkes, Jenis Vaksin, dan Capaian Terkini
BrebesGo.id – Di tengah upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, program imunisasi di Brebes terus mengalami penguatan. Dengan berbagai tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur, Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes tetap berkomitmen menjangkau seluruh desa. Mereka tidak hanya menyasar balita, tetapi juga kalangan usia produktif dan lanjut usia.
Sebagai kabupaten dengan wilayah pedesaan yang luas, Brebes menghadapi tantangan tersendiri dalam mendistribusikan jenis vaksin imunisasi ke pelosok. Namun, semangat gotong royong dan partisipasi masyarakat menjadi pendorong utama kesuksesan program ini. Bahkan, capaian imunisasi dasar lengkap di sejumlah desa menunjukkan progres yang signifikan dari tahun ke tahun.
Langkah-langkah inovatif pun diambil. Dinkes Brebes mengembangkan sistem jemput bola melalui posyandu keliling, serta mengintegrasikan program imunisasi dengan kegiatan sosial lainnya agar semakin mudah diterima masyarakat. Tak hanya itu, mereka juga memperluas edukasi seputar pentingnya vaksinasi dengan menggandeng tokoh agama dan aparat desa setempat.
Kesadaran masyarakat terhadap manfaat vaksin menjadi penentu keberhasilan. Oleh sebab itu, edukasi melalui media sosial—terutama Facebook—dimanfaatkan secara aktif oleh petugas kesehatan. Kampanye digital ini terbukti meningkatkan kesadaran warga terhadap program imunisasi nasional dan meningkatkan partisipasi orang tua membawa anak-anaknya ke pos imunisasi terdekat.
Berikut ini adalah beberapa aspek utama dari pelaksanaan program imunisasi di Brebes, yang perlu Anda ketahui:
Jenis-Jenis Vaksin yang Tersedia di Kabupaten Brebes
Berbagai jenis vaksin imunisasi telah disiapkan oleh Dinas Kesehatan Brebes untuk menjamin perlindungan masyarakat terhadap penyakit menular. Setiap jenis vaksin memiliki manfaat spesifik, dan semuanya telah melalui uji kelayakan dari BPOM serta WHO.
Pertama, vaksin BCG diberikan untuk melindungi bayi dari penyakit tuberkulosis. Vaksin ini masuk dalam kategori imunisasi dasar yang wajib diberikan dalam beberapa bulan pertama kehidupan bayi.
Selanjutnya, vaksin DPT-HB-Hib digunakan untuk mencegah difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae type b. Vaksin ini diberikan secara bertahap sejak bayi berusia dua bulan.
Kemudian ada vaksin polio, yang dapat diberikan secara oral (OPV) atau injeksi (IPV), dan sangat penting untuk mencegah kelumpuhan akibat virus polio. Brebes menargetkan eliminasi polio total melalui kampanye vaksinasi massal di sekolah dasar.
Tak kalah penting, vaksin campak-rubella diberikan untuk mencegah penyakit campak dan rubella yang sangat mudah menular. Program imunisasi ini biasanya dilaksanakan secara nasional melalui sekolah dan posyandu.
Terakhir, vaksin COVID-19 juga menjadi bagian dari program imunisasi sejak pandemi. Meski kini situasi lebih terkendali, vaksinasi tetap dijalankan untuk booster dan kelompok rentan.
Capaian Imunisasi Dasar Lengkap dalam Lima Tahun Terakhir
Dinkes Brebes mencatat peningkatan capaian imunisasi dasar lengkap secara signifikan dalam lima tahun terakhir. Upaya konsisten dan kerja sama lintas sektor menjadi kunci dari pencapaian ini.
Pada tahun 2019, capaian imunisasi dasar lengkap masih berada di angka 72%. Namun, berkat program intensifikasi layanan dan mobilisasi petugas ke daerah terpencil, capaian meningkat menjadi 83% di tahun 2021.
Tahun 2022 mencatatkan lonjakan lebih tinggi, yaitu 89%, setelah program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dilaksanakan dengan dukungan kader desa dan pihak sekolah. Program ini menjangkau anak-anak yang belum lengkap imunisasinya akibat pandemi.
Di tahun 2023, Brebes berhasil mencapai angka 91%, mendekati target nasional sebesar 95%. Meski belum sepenuhnya tercapai, hasil ini mencerminkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin dan pelayanan kesehatan.
Tahun 2024 menjadi momen evaluasi sekaligus akselerasi. Dinkes menargetkan capaian 95% di seluruh kecamatan melalui kolaborasi yang lebih intensif, seperti program “Imunisasi Sahabat Desa” yang berbasis komunitas lokal.
Strategi Jemput Bola dan Peran Posyandu Keliling
Demi memastikan tidak ada satu desa pun yang terlewat, Dinkes Brebes menjalankan strategi jemput bola secara konsisten. Ini menjadi pendekatan utama dalam menjangkau masyarakat yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan.
Petugas puskesmas dan kader kesehatan dibekali kendaraan roda dua maupun roda empat untuk membawa peralatan vaksinasi ke desa-desa. Pendekatan ini sangat efektif di wilayah dataran tinggi dan perbatasan kabupaten.
Salah satu inovasi yang paling diapresiasi masyarakat adalah posyandu keliling. Posyandu ini hadir sesuai jadwal yang disosialisasikan melalui grup WhatsApp desa dan pengumuman masjid.
Posyandu keliling juga berperan sebagai pusat edukasi. Selain imunisasi, petugas memberikan informasi tentang gizi anak, sanitasi lingkungan, dan pentingnya peran ibu dalam menjaga kesehatan keluarga.
Dengan kehadiran langsung petugas ke desa, warga merasa lebih diperhatikan. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih hangat antara masyarakat dan tenaga kesehatan, serta membangun kepercayaan yang berkelanjutan.
Peran Keluarga dalam Mendukung Imunisasi Anak
Keluarga memegang peranan vital dalam menyukseskan program imunisasi anak. Orang tua menjadi kunci utama yang menentukan apakah anaknya mendapatkan vaksinasi tepat waktu atau tidak.
Edukasi mengenai jadwal imunisasi dan manfaatnya perlu disampaikan secara berulang melalui berbagai media. Dinkes Brebes secara aktif menggandeng sekolah, pengajian, dan acara desa untuk menyampaikan pesan-pesan ini.
Facebook menjadi media favorit para ibu di Brebes. Petugas kesehatan memanfaatkannya untuk menyebarkan konten edukatif imunisasi dalam bentuk video pendek, testimoni, dan info grafis yang mudah dipahami.
Para orang tua yang telah merasakan manfaat vaksin mulai berbagi cerita, dan hal ini menjadi inspirasi bagi keluarga lainnya. Efek viral dari cerita-cerita nyata ini mempercepat penyebaran informasi positif.
Dengan melibatkan keluarga secara aktif, program imunisasi tidak hanya menjadi tugas negara, tetapi juga menjadi gerakan bersama demi melindungi generasi masa depan.
Kendala Lapangan dan Solusi yang Diterapkan
Program imunisasi di daerah seperti Brebes tentu tidak lepas dari tantangan. Salah satu kendala utama adalah medan geografis yang sulit dijangkau, terutama saat musim hujan.
Selain itu, masih ada sebagian warga yang ragu terhadap vaksin karena hoaks yang tersebar di media sosial. Kondisi ini diperparah oleh minimnya literasi kesehatan di beberapa wilayah.
Dinkes Brebes merespons cepat dengan pendekatan berbasis komunitas. Mereka melibatkan tokoh agama, guru, dan kepala desa sebagai juru bicara terpercaya untuk menyampaikan informasi kesehatan.
Kampanye edukatif juga diperkuat dengan pelatihan kader kesehatan desa agar mampu menjawab pertanyaan masyarakat dengan data ilmiah. Konten visual dan bahasa lokal digunakan untuk memperkuat pesan.
Sementara itu, bantuan logistik dari pemerintah provinsi dan pusat digunakan untuk memperluas jangkauan vaksinasi ke wilayah-wilayah terpencil. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi solusi nyata mengatasi kendala yang ada.
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat dalam Mewujudkan Imunisasi Merata
Keberhasilan program imunisasi di Brebes tidak mungkin terwujud tanpa sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Pendekatan ini telah membuktikan bahwa kolaborasi adalah kunci dari pelayanan kesehatan yang inklusif.
Pemerintah daerah menetapkan kebijakan yang mendukung pengalokasian anggaran dan tenaga kesehatan untuk imunisasi. Mereka juga mendorong adanya monitoring dan evaluasi secara berkala.
Masyarakat, khususnya kader desa, menjadi ujung tombak dalam menjalankan program ini. Mereka memantau, mengingatkan, dan mendampingi keluarga agar tidak melewatkan jadwal imunisasi.
Selain itu, peran lembaga swadaya masyarakat dan komunitas relawan kesehatan ikut memperkuat penyuluhan. Semua pihak bekerja bersama untuk membentuk ekosistem kesehatan yang tangguh di tengah keterbatasan.
Dengan komitmen yang sama, program imunisasi di Brebes menunjukkan bahwa perlindungan kesehatan bisa merata meski dengan segala tantangan.
Kesimpulan
Program imunisasi di Brebes telah menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi, strategi jemput bola, dan edukasi publik bisa menciptakan perubahan besar.